Rumah Bpk. Murokhman & Ibu Yasri Hayatun
Pemalang,
Monday, December 12, 2011
Asslammu’alaikum.
Udah 2 hari di rumah nih, rasanya...menyenangkan bisa berkumpul ma keluarga. Pikiran jadi fresh. Tapi, tetep aja kejadian waktu pulang kemaren, masih terbayang di kepalaku (dan mungkin, orang2 yang satu bus denganku juga)
Huft…sebenernya gak pengen ngungkit2 lagi siihh…beberapa dari kalian juga pasti dah tau kejadiannya lewat sms yang yang kukirim ke temen2ku ataupun lewat status FB yang ku update waktu itu.
Jadi, gini cerita langkapnya.
Sabtu kemaren, aku berhasil pulang naek bus. Awalnya aku bingung sebenernya, naek bus atau travel. Tapi akhirnya kuputuskan naek bus, dengan alasan….ya aku males naek travel. Aku berangkat dari kos2annya Nita sekitar jam 7 pagi, dan dianter ke Terminal Giwangan ma Endy. *btw, makasih ya Ndy… J
So, jadilah aku pulang sendirian naek bus ekonomi jurusan Jogja – Semarang. Sampe di bus, langsung deh aku maskeran pake slayer (daripada diliatin mas supir bus mulu). Btw, Tau ndiri kan, bus ekonomi kondisinya kayak apa??
Baunya kadang bikin mual
Pengamen yang kadang maksa minta uang *kadang gak niat nyanyi juga!
Duduknya berdesak2an (kalo ma Choi Minho sih gak pa2)
Dan…yang paling nyebelin dan gak nahan, orang yang dengan seenaknya ngrokok di bus! *hey! Nyadar gak siihh…ada cewek manis disiniiii??? Sopan dikit keekk…!!! Neekk…oomm…paaakk…maasss…
Huft, tapi apa boleh buat, yaa emang gitu resikonya naek bus ekonomi. *btw, ongkosnya naek Rp. 1000,-, sekarang Jogja – Smg Rp 19.000,-…nanggung banget yak??
Tapi masih mending lah, daripada bus Semarang – Tegal, ongkosnya lebih mahal, busnya kadang lebih jelek, penumpangnya agak kusam2, hahaha….hah?? Brarti aku termasuk doong?? *haaa….kao yang satu ini pengecualian. GAK BOLEH PROTESS!!
Yaa…sudahlah.
Ngomong2 soal bus, aku yakin, hari Sabtu kemaren adalah hari yang gak akan pernah dilupakan ma orang2 yang satu bus denganku (jur. Smg – Tegal).
Yaa…bus yang kita tumpangi kecelakaan, sekali lagi, KECELAKAAN!
Jadi gini, aku dalam kondisi setengah tertidur waktu itu ketika tiba2 orang2 di dalam bus berteriak-teriak. Agak sulit bagiku untuk menangkap apa yang mereka gembar-gemborkan. Meskipun begitu, ada beberapa kata yang bisa kutangkap dengan jelas. beberapa kalimat “astaghfirullahaladzim” dari orang2 di belakang tempat dudukku, membuatku sedikit tersadar, baru setelah aku mendengar kata “MATI” sepertinya aku tau apa yang sedang terjadi saat itu. Dengan ekspresi yang sedikit bingung, aku beranjak mengikuti orang2 yang menyuruh semua penumpang turun dari bus. sempat kulihat sekeliling bus sebelum ku turun, termasuk supir bus yang juga ikut turun.
Beberapa orang2 pergi ke belakang bus, menengok apa yang terjadi sebenarnya. kulihat ekspresi shock di wajah mereka saat mereka kembali dari belakang bus. aku, sedikit terlambat, ingin tau juga ada apa di belakang bus. aku sangat penasaran, dan….
astaghfirullahaladzim….!!!!
aku tak percaya dengan apa yang aku lihat! aku tak yakin dengan apa yang sedang kusaksikan!
Di depanku, tergeletak seorang perempuan disamping motornya dengan kondisi yang sangat amat mengenaskan. Bagian kepala perempuan itu hancur, aku bisa menyimpulkan hal itu karena aku melihat helm yang dikenakannya juga sudah benar2 remuk. Tidak ada darah, hanya kulihat cairan merah muda berhamburan di sekitar kepalanya.
Ya Tuhan, itukah isi dari kepala kita?? Seperti itukah warnanya??? batinku.
Aku shock bukan kepalang! Bahkan kalimat istighfar pun tak bisa kuucapkan dengan jelas. Tanganku menutupi mulutku. Mataku tiba2 berair. Badanku lemas. Ketika melihat kondisi korban yang mengenaskan itu, aku bingung antara ingin menangis dan ingin muntah.
Pada saat itu aku hanya bisa berdoa dalam hati,
Yaa…ALLAH….
Ampunilah segala dosa2 perempuan ini,
Terimalah segala amal baiknya semasa hidup,
Mudahkanlah urusannya di alam kubur dan akhirat,
Dan…Tabahkanlah keluarganya yang ditinggalkan.
Sampai sini, aku teringat Bapak, Ibu, Mas, dan orang2 yang kusayangi lainnya. Aku sendiri tak akan kuat jika kejadian itu menimpa orang2 yang kusayangi.
Yaa…ALLAH….
Jagalah mereka, aku tau suatu saat akan datang masanya, dan jika itu terjadi…maka matikanlah mereka dengan wajar, dengan segala kebaikan, dan dengan khusnul Khotimah….
Amieenn…
Hanya itu yang ada dipikiranku pada saat itu. Setelah itu aku kembali tersadar dengan kondisi sekitar. Beberapa penumpang dengan ekspresi yang tidak berubah, Shock, duduk di pinggir jalan, menunggu datangnya bus berikutnya yang bisa membawa mereka pulang. Disampingku berdiri dua orang perempuan yang sepertinya tidak jauh umurnya denganku. Satu dari mereka mencoba mengkontak keluarganya dan memintanya untuk menjemput kedua anak itu. Saat kutanya satu yang lainnya, dia bilang tujuannya mau ke Pekalongan. Tentu saja jaraknya masih sangat jauh. Tapi, mereka tidak peduli, mereka trauma, seberapapun jauhnya, mereka ingin tetap dijemput. Tentu saja aku tak ikut2an, bahkan ketika yang lain sibuk ber-SMSan dan telpon mengabarkan kejadian ini, aku hanya melihat hape NOKIA slide’ku ini, tanpa melakukan apapun.
Suasana pada saat itu benar2 sangat mencekam. Langit mendung, gerimis, orang2 yang panik, hutan di kanan kiri jalan, dan sedikit sekali kendaraan yang lewat. Untungnya, beberapa menit kemudian polisi datang dan langsung mengamankan korban yang kepalanya sudah ditutupi dengan kertas koran, serta mengamankan lalu-lintas jalan yang mulai berantakan. Jalan disitu memang sempit. Tidak ada batas antara jalur kanan dan kiri. Setiap pengendara juga harus berhati2 karena disitu tepat jalan tanjakan.
Seorang laki2 tua datang padaku. Dia bilang kalau supirnya kabur, lari ke hutan. Mulanya aku kaget, tapi aku bisa merasakan ketakutan dan kekhawatiran supir bus itu. Aku hanya memikirkan perasaan keluarga korban, anak mereka mati mengenaskan, supir busnya ngilang, gak bertanggungjawab. apa yang akan mereka katakan?
*semoga mereka semakin ditabahkan…
Akhirnya, bus yang ditunggu2 datang. Tanpa pikir panjang penumpang yang tadinya terlantar, berlomba2 menyerbu bus, aku pun termasuk. Untung kondektur bus yang tadi masih bertanggungjawab, alias gak kabur, so, kita gak perlu bayar bus berikutnya lagi. Sayangnya, kali ini aku dan penumpang2 bus yang baru lainnya terpaksa harus berdesak2an dan berdiri di dalam bus. benar2 sesak dan gak nyaman.
Yah…aku hanya bisa menarik nafas panjang.
Apapun kondisinya, satu yang kuyakini, aku dan penumpang yang baru ini, termasuk dua gadis yang tadinya ngeyel minta dijemput dan akhirnya ikut naek ke bus ini juga, menginginkan satu hal : ingin secepatnya sampai ke rumah. Walaupun hal itu tetap saja tak akan membuat kita lupa pada kejadian yang baru saja menimpa. Akan selalu ingat.
setelah sampe rumah, aku baru bisa mengabari beberapa sahabat dan temanku tentang kejadian itu dan menyuruh mereka untuk berhati2 naek motornya. Seperti yang sudah kukatakan, Aku benar2 tak ingin kejadian ini menimpa orang2 yang kusayangi, termasuk kalian yang membaca ini juga.
*NB : setelah kejadian ini, aku benar2 jadi parno setengah mati ! tapi hal itu justru membuatku semakin memanjatkan doa untuk Bapak, Ibu, Mas Nurman, dan yang lainnya ketika mereka akan pergi keluar rumah. Kamu, juga berdoa yaa….
0 comments:
Post a Comment